Remaja Dan Rokok

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada lebih dari satu milyar perokok di dunia. Hampir dua per tiganya ada di 10 negara, dan Indonesia ada di urutan ke tiga. Setengah dari jumlah tersebut akan mati karena rokok.

Di Indonesia, prevalensi merokok pada orang dewasa (usia 15 tahun ke atas) yakni pria 63,1% (naik 1,4% dibandingkan tahun 2001) dan wanita 4,5% (tiga kali lipat dibandingkan tahun 2001). Sementara prevalensi merokok pada anak-anak (usia 13-15 tahun) perinciannya pada anak laki-laki 24,5% dan anak perempuan 2,3%. Sebanyak 30,9% dari anak-anak yang merokok ini telah mulai merokok sebelum berumur 10 tahun.

Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah perokok pemula (usia 5-9 tahun) naik secara signifikan. Hanya dalam kurun waktu tiga tahun (2001-2004) persentase perokok pemula naik dari 0,4 menjadi 2,8%.

Membaca fakta di atas mungkin membuat anda terheran-heran. Terlintas di benak anda, sudah sedemikian parahkah epidemik rokok di Indonesia? Dan mengapa terjadi kecenderungan perokok pemula adalah remaja yang nyatanya masih sangat muda?

Bukan hanya di Indonesia saja. Rokok telah menjadi permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh seluruh dunia. Rokok telah menjadi permasalahan global.

Remaja, Sasaran Industri Rokok

Dalam memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh setiap tanggal 31 Mei, tahun ini WHO mengangkat tema Tobacco-Free Youth dengan didasari kenyataan bahwa anak remaja perlu dilindungi dari ancaman penggunaan tembakau.

Sebanyak 1,8 miliar anak usia 10-24 tahun hidup di dunia. 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Setelah melalui masa kanak-kanak yang penuh kerentanan terhadap penyakit, mereka menghadapi ancaman rokok (penggunaan tembakau) yang dapat merusak kesehatan mereka.

Merokok dapat menimbulkan kecanduan. Kebanyakan remaja meremehkan bahaya rokok terhadap kesehatan dan mereka yakin mampu untuk berhenti kapan saja mereka mau. Namun dengan adanya sifat adiksi (ketergantungan) yang ditimbulkan oleh nikotin, pada akhirnya sulit bagi mereka untuk berhenti.

Ketahuilah bahwa semakin muda usia seseorang ketika memutuskan untuk mulai merokok, maka semakin besar peluangnya untuk menjadi perokok berat ketika dewasa.

Tindakan untuk bereksperimen, mencoba-coba mengisap rokok oleh para remaja, yang didorong secara agresif oleh industri rokok, akan dengan mudah membawa remaja kepada ketergantungan tembakau seumur hidup.

Ada beberapa alasan yang membuat remaja merokok, diantaranya:

  • Pengaruh orangtua
    Keluarga yang tidak harmonis dan mencontoh dari orang tua yang juga perokok.
  • Pengaruh teman
    Kebanyakan remaja pertama kali merokok karena pengaruh teman. Remaja perokok akan mempunyai teman yang sebagian besar adalah perokok juga.
  • Pengaruh diri sendiri.
    Remaja merokok dengan alasan ingin tahu atau melepaskan diri dari masalah dan rasa bosan.
  • Pengaruh iklan
    Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik, dan media luar ruang telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok.

Salah satu cara yang efektif untuk melindungi remaja dari bahaya rokok yakni dengan melarang iklan atau promosi rokok, termasuk sponsor dari industri rokok pada berbagai aktivitas, seperti kegiatan musik, olahraga, film layar lebar, seni dan budaya, hingga keagamaan.

Yang Dapat Dilakukan Orang Tua

Jika anak remaja anda merokok, sebagai orang tua, anda dapat mencoba melakukan strategi berikut:

  • Bicara dengan anak anda, tanyakan apakah teman-temannya merokok.
  • Dengarkan pendapat anak tentang merokok.
  • Bantu anak untuk mengungkapkan pendapatnya tentang tekanan dari teman sebaya dan kebiasaan merokok.
  • Dorong anak anda untuk menikmati energi dan kesehatan dengan maksimal.
  • Katakan akibat sosial merokok, seperni napas dan pakaian yang akan bau rokok.
  • Beri contoh dengan tidak merokok.

1 Response so far »

  1. 1

    obsesimakan said,

    mba’, tante, kakak, ato yaa apalah. makasi yaaa udah nge buat ini nih. heheh. 😀


Comment RSS · TrackBack URI

Tinggalkan komentar