Hubungan Merokok

Pada Tahun 1950 yang lalu, hanya sekitar 300.000 kematian per tahunnya akibat kebiasaan merokok. Angka ini melonjak menjadi 1 juta kematian di tahun 1965, 1,5 juta di tahun 1975 dan 3 juta kematian setahunnya di tahun 1990-an.

Dari 3 juta kematian itu, 2 juta terjadi di negara-negara maju dan 1juta sisanya (33,3%) di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Bila pola ini terus berlanjut, maka pada tahun 2000 kelak akan ada 3,5 juta kematian akibat rokok setiap tahunnya, yang 1,1 juta di anataranya di negara-negara berkembang.

Kebiasaan merokok telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit dari berbagai alat tubuh manusia. Penyakit-penyakit ini antara lain kanker paru, penyakit paur obstruktif kronik dan berbagai penyakit paru lainnya. Selain itu kanker mulut, esophagus, faring, laring, pancreas, kandung kencing, penyakit pembuluh darah, dan ulkus peptikum.

Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana Tabacum L. Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu, tembakau untuk pipa serta pemakaian oral. Rokok yang terbakar merupakan suatu pabrik kimia yang menghasilkan lebih kurang 2000 komponen akibat berbagai proses yang terjadi.

Komponen ini dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
? Komponen gas ialah bagian yang dapat melewati filter antara lain: CO, CO2, oksida-oksida nitrogen, ammonia, gas-gas N-nitrosamine, hydrogen sianida, sianogen, senyawa-senyawa belerang, aldehid, dan keton.
? Komponen padat ialah bagian yang tertinggal pada filter berupa nikotin dan tar.
Diantara zat kimia itu yang terpenting dan sudah ada kaitannya dengan penyakit adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.

Tar

Tar sebagai getah tembakau adalah zat berwarna coklat berisi berbagai jenis hidrokarbon aromatik polisiklik, amin aromatik dan N-nitrosamine. Tar yang dihasilkan asap rokok akan menimbulkan iritasi pada saluran napas, menyebabkan bronchitis, kanker nasofaring dan kanker paru.

Nikotin

Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH fisiologis, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melalui membran sel. Asap rokok pada umumnya bersifat asam (pH 5,5). Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga di mukosa pipi hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok.

Pada perokok yang menggunakan pipa, cerutu dan berbagai macam sigaret Eropa, asap rokok bersifat basa dengan pH 8,5 dan nikotin pada umumnya tidak dalam bentuk ion dan dapat diabsorpsi dengan baik melalui mulut.

Nikotin juga berpengaruh terhadap pembuluh darah yakni merusak endotel pembuluh darah dan terhadap trombosit dengan meningkatkan agregasi trombosit. Nikotin diduga sebagai penyebab ketagihan merokok.

Karbon monoksida

Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang mempunyai afinitas kuat terhadap hemoglobin pada sel darah merah, sehingga membentuk karboksi hemoglobin mencapai tingkat tertentu akan dapat menyebabkan kematian.

Tobacco Manufactures and Importers Association of Singapore (TMIAS) pada tahun 1983 telah mengukur kadar tar dan nikotin dari berbagai merek sigaret.

Terlihat pada table di samping berbagai merek rokok Indonesia termasuk dalam kelompok yang mengandung kadar tar dan nikotin tinggi.

Mekanisme Patofisiologi Merokok

Asap yang dihembuskan pada saat merokok dibedakan atas: asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke).

Asap utama merupakan bagian asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebabkan oleh udara bebas dan dapat dihirup oleh orang lain yang berada di ruangan yang sama, dikenal sebagai perokok pasif.

Rokok dan Kesehatan

Akibat buruk kebiasaan merokok bagi kesehatan menurut salah satu penelitian kohort prospektif oleh Doll & Hill di Inggris tahun 1951, yang berlangsung hingga tahun 1990-an. Penelitian melibatkan 34.439 dokter sebagai responden, sepuluh ribu responden tersebut telah meninggal dunia dalam periode 20 tahun pertama penelitian (1951-1971). Sementara 10.000 orang lainnya meninggal dalam 20 tahun kedua (1971-1991) sejak penelitian itu sampai tahun 1990 ada sekitar 50 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok. Sedangkan dari tahun 1995 sampai tahun 2000 mendatang diperkirakan akan ada setidaknya 15 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok. Doll dan Hill melaporkan penyakit yang disebabkan oleh merokok: kanker paru, kanker esofagus, kanker saluran napas lainnya, bronchitis kronik dan emfisema, penyakit jantung paru.

Weir dan Dunn melaporkan hasil penelitian terhadap 68.153 laki-laki dan mendapatkan risiko yang lebih tinggi pada perokok untuk mendapatkan kanker paru, kanker mulut, kanker laring, kanker esophagus. Penyakit lain yang berhubungan dengan merokok ialah ulkus peptikum, emfisema, aneurisma, arteriosclerosis.

Kebiasaan merokok akan memeprcepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi paksa detik 1 (VEP 1), pertahun adalah 28,7 ml, 38,4 ml dari 41,7 ml masing-masing untuk non perokok, bekas perokok dan perokok aktif. Kebiasaan merokok mempengaruhi terjadinya penyakit paru akibat kerja seperti fibrosis paru akibat paparan aluminium, paparan radon, polimer FUME fever. Pengaruh asap rokok dapat lebih besar daripada pengaruh debu tambang. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh buruk debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok.

<!–

–>

<!–

–>

Ada 34300 lembaga kesehatan pada direktori.
 
Apotek
,  …

Asuransi
ASKES Cab. Kab. Blitar,  …

Dokter
021-3909788,  …

Institusi Pendidikan
AAK 17 AGUSTUS SEMARANG,  …

Klinik/Praktek Bersama
Klinik Bersalin Andalas,  …

Obat
5 – FLUOROURACIL EBEWE CAIRAN INJEKSI 50 mg/ml,  …

PMI
ACEH BARAT,  …

Posyandu
,  …

Praktek Dokter

Puskesmas
ABELI,  …

Rumah Sakit
RS Dr R Soeharsono,  …

Vendor
003 Toko,  …

1 Response so far »

  1. 1

    gola said,

    syukron, sangat membantu


Comment RSS · TrackBack URI

Tinggalkan Balasan ke gola Batalkan balasan