Archive for Bahasa Indonesia

Natal

Setiap Tahun di Bulan Desember kita selalu disibukkan dengan perayaan Natal. Persiapan untuk natal bukan hanya dilakukan oleh orang Kristen dan Gereja saja, tapi oleh semua orang dan pusat perbelanjaan, bahkan sampai Ikan Hiu pun merayakan Natal di Sea world.

Apakah Natal hanya sekedar pesta dan perayaan? Natal sekarang indentik dengan baju baru, sepatu baru, dan lain-lain, sehingga tidaklah mengherankan jika banyak pusat perbelanjaan menawarkan “Christmas Sale” dan berbagai macam promosi untuk menarik orang berbelanja. Apakah Natal harus penuh dengan kemewahan?

Ketika Natal pertama kali dilakukan adalah suatu natal yang sederhana. Bukan Maria dan Yusuf tidak mampu, sehingga memilih sebuah kandang dan palungan untuk istri dan anaknya. Atau apakah Allah tidak mampu memilih “Maria” lain yang merupakan seorang puteri Raja atau bangsawan, sehingga Yesus sebagai Putra Allah mendapatkan tempat yang lebih layak. Namun Natal melambangkan suatu sikap rendah hati dan kerelaan mau berkorban atau memberi untuk orang lain.

Ketika Natal kita mengetahui makna Natal adalah waktu memberi bagi orang lain. Apakah yang telah kita berikan, untuk sesama kita dan Tuhan? Ada tiga hal yang patut kita pikirkan dalam hal “memberi” yakni berikan dirimu kepada Tuhan, yang kedua berikan dirimu kepada sesamamu, dan yang ketiga adalah memberi harta kita untuk orang lain.

Pertama Berikan dirimu untuk Tuhan. Tujuan utama Kristus lahir di dunia ini adalah memberikan keselamatan bagi orang yang percaya pada-Nya. Ketika kita menjadi “orang-orang yang diselamatkan”, namun tidak menyerahkan diri kita sepenuhnya untuk “dipakai” oleh Tuhan, maka apa artinya keselamatan yang kita peroleh. Natal melambangkan sikap rendah hati dan kerelaan mau berkorban untuk orang lain. Sudahkah kita dengan sikap rendah hati dan rela untuk dibentuk oleh Tuhan terlebih dahulu, sehingga kita dapat “dipakai” oleh-Nya untuk orang lain bagi kemuliaan nama-Nya?

Kedua Berikan dirimu Kepada sesamamu. Seringkali kita sebagai orang Kristen menjadi seorang yang egois, yang tidak pernah “memberikan” keselamatan yang kita peroleh untuk orang lain. Jangankan untuk orang lain, untuk saudara seimanpun kita seringkali terlalu egois. Tidak pernah menjadi sahabat bagi saudara seiman kita. Terlalu banyak pertimbangkan untuk bersahabat, padahal dia adalah saudara seiman. Terlalu banyak orang merasa kesepian dan hampa di sekitar kita, termasuk dalam gereja dan Lingkungan dimana kita berada. Ingat natal adalah melambangkan suatu sikap rendah hati dan kerelaan mau berkorban atau memberi untuk orang lain. Sudahkah kita melakukannya, walaupun itu adalah orang yang paling kita benci?

Ketiga memberi harta bagi orang lain. Natal adalah moment yang tepat untuk memberi, namun seringkali orang terjebak dengan moment. Jika bukan Natal, jarang sekali kita orang Kristen mau memberi. Padahal begitu banyak orang-orang yang mengalami kemiskinan dan kesusahan, yang memerlukan bantuan anda tidak hanya di Hari Natal saja. Ketika kita diberikan sedikit harta duniawi, sudah kita menyisihkan sedikit untuk mereka yang susah ? Saya jadi teringat dengan kata-kata pengemis kecil dalam bis, Gope (500) dan Ceceng (1000) tidak membuat anda menjadi miskin. Sudahkah kita mempunyai hati yang tulus dalam memberi?

Marilah Kita jadikan moment Natal tahun ini, membuat kita memikirkan kembali makna Natal dan sesungguhnya, dan biarlah di tahun ini Natal itu lahir dalam hati kita semua. Biarlah Kita menjadikan diri kita “hadiah Natal” terindah buat orang lain, dengan kehadiran kita sebagai sahabat dan melalui harta yang kita miliki , bukan hanya di Hari Natal. Namun setiap hari dalam hidup kita adalah natal untuk orang lain.

Leave a comment »

Cerita dari Gunung

Seorang bocah mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya. Entah mengapa tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon dan jatuh. “Aduh!”, jeritannya memecah keheningan suasana pegunungan. Si bocah amat terkejut ketika mendengar suara dikejauhan menirukan teriakannya persis sama, “Aduhh!”

Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, “Hei, siapa kamu?” Dan jawaban yang terdengar adalah “Hei, siapa kamu?”. Lantaran kesal mengetahui suaranya ditirukan, si anak berseru “Pengecut kamu!” Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa. Ia bertanya kepada sang ayah, “apa yang terjadi?”

Dengan penuh kearifan, sang ayah tersenyum, “Anakku, coba perhatikan” lelaki itu berkata keras, “Saya kagum padamu!” suara dikejauhan menjawab, “Saya kagum padamu!” Sekali lagi sang ayah berteriak “Kamu sang juara!” Dan suara itu kembali menjawab, “Kamu sang juara!”

Sang bocah sangat keheranan, meski demikian ia tetap tidak mengerti. Lalu sang ayah menjelaskan, “Suara itu adalah GEMA, tetapi sesungguhnya itulah KEHIDUPAN”.

“Kehidupan memberikan umpan balik atas semua ucapan dan tidakanmu, nak”, jelas sang ayah. “Dengan kata lain, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kamu ingin banyak mendapatkan cinta didunia ini, ya ciptakanlah cinta didalam hatimu.. Hidup akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kau berikan padanya. Ingat anakku, hidup bukan sebuah kebetulan, tetapi sebuah bayangan dari dirimu sendiri”, tutur sang ayah…

untuk direnungkan :
menabur menuai, itu yang Alkitab ajarkan pada kita, klo kita ingin tim kerja kita punya kemampuan tinggi, ya tingkatkanlah kemampuan didalam diri kita dahulu. klo kita ingin orang lain menghargai kita, maka hargailah orang lain..

Have a blessed holiday… ^_^

Leave a comment »

Ayam Bakar Wong Solo

Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Food Business Bernuansa Islam

Menapaki perjalanan usaha usaha Rumah Makan sejak didirikan tahun 1991, hingga sekarang membuat kami semakin yakin betapa sayangya Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya.

Agama telah memberi petunjuk kepada kami bahwa bekerja bersungguh-sungguh merupakan aktifitas yang sangat mulia di sisi Allah. Dari agama pula kami tahu bahwa jihad bukan hanya berkonotasi berperang (mengangkat senjata) mempertahankan agama Allah. Bekerja dan berusaha bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas hidup, adalah bagian dari makna jihad itu sendiri.

Keyakinan itu mendorong kami menjalankan usaha Rumah Makan Wong Solo bernuansa Islam, menetapkan landasan filosofinya Al-Qur’an surat Ash-Shaff 10-11, dengan motto ” Ayam Bakar Wong Solo halalan Tayyiban”.
Rumah Makan Wong Solo sendiri pertama berdiri tahun 1991 di Medan dengan hanya bermodalkan uang Rp 2.500.000,-. Namun dengan kesungguhan dalam menjalankan usaha serta berpijak pada nilai-nilai keislaman R.M. Wong Solo saat ini telah berkembang menjadi 16 outlet. Cabang-cabang tersebut antara lain adalah Medan, Banda Aceh, PAdang, Solo, Bali, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Malang, Yogyalarta, Kebon Jeruk, Kalimalang, Bintaro, muntilan dan segera dibuka Cibubur, Bogor dan Bandung
Disamping sistem Total Service, Ayam Bakar Wong solo telah memiliki standarisasi bumbu, hingga kesamaan rasa di antara outlet bisa terjaga mutunya. Maka Ayam Bakar Wong Solo dapat dimiliki oleh setiap orang dengan sistem waralaba (franchise) yang syarat-syaratnya telah ditetapkan oleh sistem manajemen Ayam Bakar Wong Solo. Ditargetkan tahun 2005 gerai ayam bakar Wong Solo telah ada di kota-kota propinsi di seluruh Indonesia, dan negara-negara ASEAN pada tahap selanjutnya. Usaha tersebut tidak terlepas dari dukungan penuh dari PT. Sarana Sumut Ventura baik material maupun manajemen.

Ayam Bakar Wong Solo adalah rumah makan, artinya Ayam Bakar Wong Solo adalah tempat makan dan minum. Pelanggan juga dapat membuat variasi sendiri menu-menu baik lauk, sayur maupun minuman yang ada. Variasi atau silang tersebut antara lain Ayam Bakar/goreng. Aneka Ikan Bakar/goreng, Sate Udang, Sate Cumi, Sate Ayam, Sate Kambing, Ikan Goreng Tepung, Aneka sayur, Aneka balado/sambal, bahkan Chinese Food seperti saos tomat, saos tauco, saos tiram, steam (kukus), asam manis, cah kailan/brokoli menambah aneka rasa. Dengan variasi tersebut pelanggan justru akan lebih kerasan menikmati hidangan yang disajikan oleh Ayam Bakar Wong Solo.

Pelanggan dapat hadir setiap hari dalam satu bulan tanpa harus mengulang menu yang pernah dinikmatinya. Lebih kurang lima puluh (50) menu Ayam Bakar Wong Solo tersebut memiliki cita rasa yang khas, artinya, walaupun nama menu-menu Ayam Bakar Wong Solo diambil dari menu-menu populer yang sudah ada sebelumnya, akan tetapi cita rasanya pasti akan beda. Perbedaan itu justru membuat + 50 menu tersebut bukan hanya sebagai pendamping dari menu Ayam Bakar, tetapi juga menjadi menu yang menjadi idola dari masing-masing pelanggan.

Naluri memasak yang kami miliki sejak kecil, dikarenakan kami tumbuh di lingkungan keluarga yang memiliki usaha rumah makan dimana usaha tersebut merupakan usaha turun temurun. Bermodalkan naluri tersebut kami merancang sendiri menu-menunya dan bukan belajar dari buku, juru masak atau orang lain. Disamping itu, nilai lebih Ayam Bakar Wong Solo adalah Halalan Thayyiban, halal artinya produk-produk yang disajikan berasal dari bahan-bahan yang adalah halal dan diproses dengan memperhatikan khukum-hukum Allah. Thayyiban (baik) artinya menu-menu yang disajikan berasal dari bahan-bahan yang segar (fresh) dan memiliki nilai gizi yang tinggi, disamping itu Zakat 2,5% dari hasil usaha digunakan untuk hal-hal kemaslahatan.

Wong Solo sukses Dengan Nuansa Islam

Terkadang bisa muncul perasaan ketakutan pada seseorang saat melangkah, jika langkah yang diambilnya dipandang berbeda dengan cara-cara konvensional di tengah masyarakat. Hal itulah yang pertama kali dirasakan oleh pemilik Wong Solo saat pertama kali mengambil keputusan untuk mengelola rumah makan Wong Solo dengan nuansa Islam.

Wong Solo berusaha menepis anggapan masyarakat kalau kita mengidentifikasi dengan sesuatu yang dianggap cenderung eksklusif. Seperti rumah makan dengan label nuansa Islam, asumsi masyarakat dengan menganggap bahwa rumah makan ini hanya untuk orang Islam. Tetapi Wong Solo mengembangkan cara beragama yang inklusif memberi pelayanan kepada konsumen dari semua segmen masyarakat lintas suku, agama, ras dan golongan, sehingga dalam kenyataaanya di berbabagai outlet pengunjung yang terbanyak adalah etnis Tionghoa.

Pada setiap outlet diusahakan agar suasana islami nampak terasa dengan jelas. Ini bisa dilihat pada kenyataan misalnya :
” Semua karyawati memakai jilbab;
” Kuliah agama tujuh menit (Kultum) dilakukan untuk karyawan dan karyawati sebelum memulai pekerjaannya, dengan menegaskan nilai-nilai yang terkandung dalam hadits-hadits pendek;
” Pengajian dengan metode diskusi bagi para staf/pimpinan yang dilaksanakan secara reguler;
” Setiap menejer harus lancar membaca Al-qur’an dan mampu menjadi khatib Jum’at.
” Wong Solo juga membersihkan hasil usahanya dengan mengeluarkan zakat 10 % melalui amil zakat Wong Solo.

Manajemen SDM

Managemen pengelola Sumber Daya Manusia di Ayam Bakar Wong Solo tidak terlepas dari proses recruitmen karyawannya. Sistem recruitment yang diterapkan di Ayam Bakar Wong Solo selama ini dilakukan dengan melalui dua cara yakni :
Sumber Intern (dari Orang dalam perusahaan sendiri). Dari dalam perusahaan melalui realokasi SDM yang ada baik berupa tour of duty (alih tugas) atau tour of area (alih tempat kerja). Sasarannya agar perusahaan dapat menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat (the right man on the right place). Kedua, sumber ekstern (dari luar perusahaan) yaitu dengan cara perekrutan biasa, dengan melalui beberapa proses yang telah ditentukan.

a. Rekrutmen
Dalam perekrutan karyawan/karyawati selain menekankan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademik, akhlak juga menjadi pertimbangan utama. Wong Solo yakin bahwa pekerjaan yang baik apabila dikerjakan oleh karyawan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula.

b. Training
Pelatihan/training Ayam Bakar Wong Solo bertujuan agar karyawan mampu melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Yang dimaksud dengan training pra tugas yang ada di Wong Solo adalah 1). pelatihan yang dilaksanakan bagi karyawan yang sudah diangkat menjadi karyawan dan 2). pelatihan yang dilaksanakan bagi para calon karyawan yang telah lulus dalam seleksi perekrutan sebelum diangkat menjadi karyawan.
Ada 3 tingkatan pelatihan pra tugas yang ada di rumah makan Wong Solo, yaitu Pertama, pelatihan tingkat pertama, pelatihan ini ditujukan bagi karyawan yang menangani pekerjaan yang bersifat praktis. Kedua, pelatihan tingkat kedua, pelatihan ini ditujukan bagi mereka yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan staff (kabag) yang bersifat teknis. Yang ketiga, pelatihan tingkat tiga, yaitu pelatihan yang ditujukan untuk mempersiapkan karyawan yang akan menduduki jabatan sebagai pimpinan tingkat menengah untuk calon manager, bersifat human skill. Aspek yang diberikan dalam pelatihan dasar antara lain : Pengetahuan, pembekalan yang cenderung berhubungan dengan sikap/pembentukan perilaku.
Budaya Kerja

Budaya kerja muncul dari karakteristik karyawan/karyawati Wong Solo. Ada enam kharakteristik yang membentuk budaya kerja Karyawan dan Karyawati Wong Solo. Keenam hal tersebut adalah : Pertama : Selalu proaktif, kreatif, dan berinisiatif sehingga terasa kehadirannya ditengah-tengah rekan kerjanya. Kedua, Memulai usaha dengan akhir dalam pikiran bahwa segala sesuatu yang dikerjakan adalah Lillahita’ala dengan tujuan mencari ridho Allah. Ketiga, Selalu mengutamakan yang paling utama. Keempat, Selalu berfikir menang-menang/positif thinking. Kelima, Selalu mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri, meskipun kepentingan diri sendiri itu penting, namun ia dipenuhi dengan melakukan kerjasama. Keenam, Selalu meningkatkan kualitas diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Food Business Bernuansa Islam

Menapaki perjalanan usaha usaha Rumah Makan sejak didirikan tahun 1991, hingga sekarang membuat kami semakin yakin betapa sayangya Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya.

Agama telah memberi petunjuk kepada kami bahwa bekerja bersungguh-sungguh merupakan aktifitas yang sangat mulia di sisi Allah. Dari agama pula kami tahu bahwa jihad bukan hanya berkonotasi berperang (mengangkat senjata) mempertahankan agama Allah. Bekerja dan berusaha bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas hidup, adalah bagian dari makna jihad itu sendiri.

Keyakinan itu mendorong kami menjalankan usaha Rumah Makan Wong Solo bernuansa Islam, menetapkan landasan filosofinya Al-Qur’an surat Ash-Shaff 10-11, dengan motto ” Ayam Bakar Wong Solo halalan Tayyiban”.
Rumah Makan Wong Solo sendiri pertama berdiri tahun 1991 di Medan dengan hanya bermodalkan uang Rp 2.500.000,-. Namun dengan kesungguhan dalam menjalankan usaha serta berpijak pada nilai-nilai keislaman R.M. Wong Solo saat ini telah berkembang menjadi 16 outlet. Cabang-cabang tersebut antara lain adalah Medan, Banda Aceh, PAdang, Solo, Bali, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Malang, Yogyalarta, Kebon Jeruk, Kalimalang, Bintaro, muntilan dan segera dibuka Cibubur, Bogor dan Bandung
Disamping sistem Total Service, Ayam Bakar Wong solo telah memiliki standarisasi bumbu, hingga kesamaan rasa di antara outlet bisa terjaga mutunya. Maka Ayam Bakar Wong Solo dapat dimiliki oleh setiap orang dengan sistem waralaba (franchise) yang syarat-syaratnya telah ditetapkan oleh sistem manajemen Ayam Bakar Wong Solo. Ditargetkan tahun 2005 gerai ayam bakar Wong Solo telah ada di kota-kota propinsi di seluruh Indonesia, dan negara-negara ASEAN pada tahap selanjutnya. Usaha tersebut tidak terlepas dari dukungan penuh dari PT. Sarana Sumut Ventura baik material maupun manajemen.

Ayam Bakar Wong Solo adalah rumah makan, artinya Ayam Bakar Wong Solo adalah tempat makan dan minum. Pelanggan juga dapat membuat variasi sendiri menu-menu baik lauk, sayur maupun minuman yang ada. Variasi atau silang tersebut antara lain Ayam Bakar/goreng. Aneka Ikan Bakar/goreng, Sate Udang, Sate Cumi, Sate Ayam, Sate Kambing, Ikan Goreng Tepung, Aneka sayur, Aneka balado/sambal, bahkan Chinese Food seperti saos tomat, saos tauco, saos tiram, steam (kukus), asam manis, cah kailan/brokoli menambah aneka rasa. Dengan variasi tersebut pelanggan justru akan lebih kerasan menikmati hidangan yang disajikan oleh Ayam Bakar Wong Solo.

Pelanggan dapat hadir setiap hari dalam satu bulan tanpa harus mengulang menu yang pernah dinikmatinya. Lebih kurang lima puluh (50) menu Ayam Bakar Wong Solo tersebut memiliki cita rasa yang khas, artinya, walaupun nama menu-menu Ayam Bakar Wong Solo diambil dari menu-menu populer yang sudah ada sebelumnya, akan tetapi cita rasanya pasti akan beda. Perbedaan itu justru membuat + 50 menu tersebut bukan hanya sebagai pendamping dari menu Ayam Bakar, tetapi juga menjadi menu yang menjadi idola dari masing-masing pelanggan.

Naluri memasak yang kami miliki sejak kecil, dikarenakan kami tumbuh di lingkungan keluarga yang memiliki usaha rumah makan dimana usaha tersebut merupakan usaha turun temurun. Bermodalkan naluri tersebut kami merancang sendiri menu-menunya dan bukan belajar dari buku, juru masak atau orang lain. Disamping itu, nilai lebih Ayam Bakar Wong Solo adalah Halalan Thayyiban, halal artinya produk-produk yang disajikan berasal dari bahan-bahan yang adalah halal dan diproses dengan memperhatikan khukum-hukum Allah. Thayyiban (baik) artinya menu-menu yang disajikan berasal dari bahan-bahan yang segar (fresh) dan memiliki nilai gizi yang tinggi, disamping itu Zakat 2,5% dari hasil usaha digunakan untuk hal-hal kemaslahatan.

Wong Solo sukses Dengan Nuansa Islam

Terkadang bisa muncul perasaan ketakutan pada seseorang saat melangkah, jika langkah yang diambilnya dipandang berbeda dengan cara-cara konvensional di tengah masyarakat. Hal itulah yang pertama kali dirasakan oleh pemilik Wong Solo saat pertama kali mengambil keputusan untuk mengelola rumah makan Wong Solo dengan nuansa Islam.

Wong Solo berusaha menepis anggapan masyarakat kalau kita mengidentifikasi dengan sesuatu yang dianggap cenderung eksklusif. Seperti rumah makan dengan label nuansa Islam, asumsi masyarakat dengan menganggap bahwa rumah makan ini hanya untuk orang Islam. Tetapi Wong Solo mengembangkan cara beragama yang inklusif memberi pelayanan kepada konsumen dari semua segmen masyarakat lintas suku, agama, ras dan golongan, sehingga dalam kenyataaanya di berbabagai outlet pengunjung yang terbanyak adalah etnis Tionghoa.

Pada setiap outlet diusahakan agar suasana islami nampak terasa dengan jelas. Ini bisa dilihat pada kenyataan misalnya :
” Semua karyawati memakai jilbab;
” Kuliah agama tujuh menit (Kultum) dilakukan untuk karyawan dan karyawati sebelum memulai pekerjaannya, dengan menegaskan nilai-nilai yang terkandung dalam hadits-hadits pendek;
” Pengajian dengan metode diskusi bagi para staf/pimpinan yang dilaksanakan secara reguler;
” Setiap menejer harus lancar membaca Al-qur’an dan mampu menjadi khatib Jum’at.
” Wong Solo juga membersihkan hasil usahanya dengan mengeluarkan zakat 10 % melalui amil zakat Wong Solo.

Oleh karenanya landasan filosifi proses perjalan usaha Wong Solo adalah Al-Qur’ánul Karím, khususnya surat As-Sháf : 10-11: ” Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih ?, ( yaitu) : Kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pendalaman agama bagi para staf, dan untuk menjaga agar proses perjalanan usaha Wong Solo dapat menetapi nilai-nilai ajaran Islam, ditetapkan seorang manajer spiritual Islam yaitu Prof.Dr. Syahrin Harahap, MA Guru Besar IAIN Sumatera Utara.

Manajemen SDM

Managemen pengelola Sumber Daya Manusia di Ayam Bakar Wong Solo tidak terlepas dari proses recruitmen karyawannya. Sistem recruitment yang diterapkan di Ayam Bakar Wong Solo selama ini dilakukan dengan melalui dua cara yakni :
Sumber Intern (dari Orang dalam perusahaan sendiri). Dari dalam perusahaan melalui realokasi SDM yang ada baik berupa tour of duty (alih tugas) atau tour of area (alih tempat kerja). Sasarannya agar perusahaan dapat menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat (the right man on the right place). Kedua, sumber ekstern (dari luar perusahaan) yaitu dengan cara perekrutan biasa, dengan melalui beberapa proses yang telah ditentukan.

a. Rekrutmen
Dalam perekrutan karyawan/karyawati selain menekankan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademik, akhlak juga menjadi pertimbangan utama. Wong Solo yakin bahwa pekerjaan yang baik apabila dikerjakan oleh karyawan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula.

b. Training
Pelatihan/training Ayam Bakar Wong Solo bertujuan agar karyawan mampu melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Yang dimaksud dengan training pra tugas yang ada di Wong Solo adalah 1). pelatihan yang dilaksanakan bagi karyawan yang sudah diangkat menjadi karyawan dan 2). pelatihan yang dilaksanakan bagi para calon karyawan yang telah lulus dalam seleksi perekrutan sebelum diangkat menjadi karyawan.
Ada 3 tingkatan pelatihan pra tugas yang ada di rumah makan Wong Solo, yaitu Pertama, pelatihan tingkat pertama, pelatihan ini ditujukan bagi karyawan yang menangani pekerjaan yang bersifat praktis. Kedua, pelatihan tingkat kedua, pelatihan ini ditujukan bagi mereka yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan staff (kabag) yang bersifat teknis. Yang ketiga, pelatihan tingkat tiga, yaitu pelatihan yang ditujukan untuk mempersiapkan karyawan yang akan menduduki jabatan sebagai pimpinan tingkat menengah untuk calon manager, bersifat human skill. Aspek yang diberikan dalam pelatihan dasar antara lain : Pengetahuan, pembekalan yang cenderung berhubungan dengan sikap/pembentukan perilaku.
Budaya Kerja

Budaya kerja muncul dari karakteristik karyawan/karyawati Wong Solo. Ada enam kharakteristik yang membentuk budaya kerja Karyawan dan Karyawati Wong Solo. Keenam hal tersebut adalah : Pertama : Selalu proaktif, kreatif, dan berinisiatif sehingga terasa kehadirannya ditengah-tengah rekan kerjanya. Kedua, Memulai usaha dengan akhir dalam pikiran bahwa segala sesuatu yang dikerjakan adalah Lillahita’ala dengan tujuan mencari ridho Allah. Ketiga, Selalu mengutamakan yang paling utama. Keempat, Selalu berfikir menang-menang/positif thinking. Kelima, Selalu mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri, meskipun kepentingan diri sendiri itu penting, namun ia dipenuhi dengan melakukan kerjasama. Keenam, Selalu meningkatkan kualitas diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

PENGEMBANGAN USAHA (INTERN)

Kebesaran nama RM Wong Solo, tidak membuat kami untuk berpuas diri, akan tetapi justru memacu kami untuk terus mengembangkan sistem yang sudah ada, manajemen, keuangan, Informasi dan sistem-sistem yang lain. Kami terus melakukan uji coba – uji coba untuk mendapatkan format yang standar dengan kualitas yang handal sehingga kepuasan pelanggan dapat terpenuhi dengan baik.
Tekad kami untuk menjadi pemimpin pasar khusunya di bisnis makanan (restoran tradisional) sangatlah kuat. Dan semampu mungkin untuk membawa makanan tradisional Indonesia untuk go internasional. Kami kadang-kadang bersedih mengapa negeri yang kaya akan budaya ini ( termasuk makanan) dibanjiri oleh waralaba asing yang jumlahnya sudah sulit dihitung dengan jari. Memang sekarang adalah era globalisasi di mana setiap produk dari manapun asalnya, kalau sudah diterima oleh pasar global, maka tidak akan terbendung oleh siapapun dan dimanapun.
Dalam bidang teknologi informasi di tahun 2001 ini kami mulai merintis untuk membuat homepage dengan nama http://www.wongsolo.com dan http://www.wongsolo.co.id (sudah diregristrasi). Web Site yang kami bikin tersebut bukan latah atau asal ikut-ikutan saja, akan tetapi untuk mulai mengenalkan brand wong solo di pasar global. Di samping itu juga dipakai untuk komunikasi antar cabang yang ada. Dengan teknologi internet ini diharapkan akan ada penghematan yang cukup signifikan khususnya biasa komunikasi (telpon maupun fax), apalagi ke depan biaya telpon akan mengalami kenaikan yang cukup besar.

Kriteria Kesuksesan RM Wong Solo

Kriteria kesuksesan bagi RM Wong Solo bukanlah terbatas pada pencapaian materi semata, . tetapi beruntung dan mendapat petunjuk dari Tuhan karena ketaqwaannya. Dengan kriteria kesuksesan seperti itu maka keberhasilan Wong Solo dalam usahanya adalah tercapainya tujuan, yaitu usaha yang maju dan islami dalam rangka jihad di jalan Allah , serta terhindarnya insan Wong Solo dari azab yang pedih, serta bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.

Leave a comment »

Bahasa Indonesia Berpeluang Jadi Bahasa Dunia

WordPress dan Bahasa Indonesia, apa hubungannya? Berbanggalah sebagai Warga Negara Indonesia yang menggunakan Bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari. Ternyata bukan hal yang mustahil apabila bahasa Indonesia suatu hari nanti akan menjadi bahasa dunia, bahasa yang digunakan sebagai bahasa internasional. Dilihat dari struktur dan pembacaan bahasa Indonesia yang sangat sederhana, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang tidak sulit untuk dipelajari.

Suatu bukti yang meyakinkan bila esok bahasa Indonesia akan menjadi bahasa peradaban dunia, lebih dari 50 negara di Dunia telah mempelajari dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai satu diantara mata pelajaran di sekolah mereka dan di negeri australia pun hampir semua sekolah diwajibkan untuk mengajarkan bahasa indonesia. Kita sebagai pemilik bahasa Indonesia harus banggga karena bahasa kita dipelajari bangsa lain.

Dan menurut penuturan Matt Mullenweg founder dari CMS terkenal: WordPress, Bahasa Inggris merupakan bahasa terbesar pertama di situs wordpress dan bahasa Indonesia menduduki urutan ke tiga setelah bahasa Spanyol. Ini pernyataan Matt Mullenweg bahwa Bahasa Indonesia menjadi Bahasa ketiga di WordPress.Tidak percaya? Anda bisa cek di situs resmi WordPress.org atau klik disini untuk versi Bahasa Indonesia dan klik disini untuk versi Bahasa Sunda.

Leave a comment »

Sentuhan Terakhir untuk Karya Tulis

Nama: Caroline  Fransiska

Nama panggilan: Oline, Roro, Kolin, kadang-kadang suka di panggil Car

Alamat: Jalan  Kemandoran no.53  Kebayoran  Lama,  Grogol  Utara,  Jakarta  Selatan

Tempat/tanggal  lahir : Jakarta,  4  Agustus  1990

Umur : 18  tahun

Jenjang Pendidikan:

TK di Genesis, Jakarta Selatan

SD di Tarakanita 3, Jakarta Selatan

SMP di Tarakanita 3, Jakarta Selatan

SMA di Tarsisius 2, jalan batu sari, Jakarta Barat

Hobi:  Bulutangkis, renang, membantu nenek jaga toko

Untuk konfirmasi hub aq di  021-95183118

^_^

Leave a comment »

BAB II

2.1. Pengertian  Merokok

Merokok  menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  adalah  menghisap  rokok.  Perokok  adalah  orang  yang  suka  merokok.  Perokok  aktif  adalah  orang  yangg merokok  secara  aktif.  Perokok  pasif  adalah  orang  yang  menerima  rokok  saja,  bukan  perokoknya sendiri.

2.2. Pengaruh  merokok

Leave a comment »

BAB III

BAB  III

METODOLOGI  PENELITIAN

3.1.   Metode Penelitian

Metode penelitian berisi cara meneliti  dan instrumen yang digunakan penulis di lapangan atau studi kepustakaan.

3.1.1.   Wawancara

Wawancara digunakan  untuk  mendapatkan data  secara langsung dari pihak perusahaan, yang merupakan  komunikasi dari  seseorang pekerja untuk mendapatkan informasi yang sesuai  dengan diinginkan.

Teknik wawancara memakan waktu dan biaya yang sangat besar untuk sampel yang cukup besar dan tersebar. Wawancara bearti komunikasi antara pewawancara dan orang yang diwawncara, hal ini cenderung menimbulkan perbedaan interpretasi antara keduanya. Namu, dengan wawancara dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap.  Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi dalam wawancara bisa dilihat.

3.1.2. Kuesioner

Kuesioner atau angket merupakan metode  penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan.  Penggunan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan,  diantaranya  adalah pertanyaan yang  akan  diajukan  pada responden dapat  distandarkan.

Responden dapat menjawab kuesioner  pada  waktu  luangnya,  pertanyaan  yang  diajukan  dapat  dipikirkan  terlebih  dahulu  sehingga  jawabannya  dapat  dipercaya  dibandingkan  dengan  jawaban  secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan  akan lebih tepat dan sama.

Kuesioner  yang  digunakan  penulis  ada dua,  yaitu:

3.1.2.1. Kuesioner  tertutup

Setiap  pertanyaan  telah  disertai  sejumlah  pilihan  jawaban. Responden  hanya  memilih  dan  menjawab  yang  paling  sesuai.

3.1.2.2. Kuesioner  terbuka

Kuesioner  terbuka  tidak  terdapat  pilihan  jawaban  sehingga  responden  harus  menjawabnya  sendiri.  Dalam  penelitian  ini,  digunakan  metode  pengumpulan  data  dengan  wawancara  pada saat  awal  penelitian.

3.2. Lingkup Penelitian

Penulis  mengambil  lingkup  penelitian  dengan  batasan  sebagai  berikut:

3.2.1.  Peneliti  memilih  pengambilan  lingkup  di SMA  Tarsisius  II.

3.2.2.   Merokok  adalah  sesuatu  yang  biasa  dilakukan  oleh  remaja  pada  zaman  sekarang  ini.

3.2.3.  Waktu  penelitian  adalah  bulan  Oktober 2008.

3.3.  Teknik  Pengambilan  Sampel

Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  dua  cara,  yaitu:  pengumpulan  data  dengan  melakukan  pengamatan  secara  langsung  terhadap  gejala-gejala  yang  terjadi  pada objek  penelitian,  sehingga  mendapat  informasi  tentang  fakta  lapangan.

Penelitian  ini  merupakan  penelitian  yang  bersifat  umum  dan  menggunakan  aplikasi  dan  apresiasi  masyarakat  dalam  penentuan  hasil  akhir  penelitian,  sehingga  dibutuhkan  persepsi  dan  tanggapan  masyarakat  yang  dipilih  oleh  peneliti  sebagai  sampel  untuk  memperoleh  informasi  tentang  penelitian  ini.

Leave a comment »

Kata Baku


st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
<!– /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:””; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}

KATA BAKU Dan TIDAK BAKU

Kata Baku adalah kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kata Tidak Baku adalah kata yang tidak sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia dan sering disalah gunakan oleh masyarakat.

· aktif, aktip

· aktivitas, aktifitas

· al Quran, alquran

· analisis, analisa

· apotek, apotik (ingat: apoteker, bukan apotiker)

· asas, azas

· atlet, atlit (ingat: atletik, bukan atlitik)

· bus, bis

· besok, esok

· diagnosis, diagnosa

· ekstrem, ekstrim

· embus, hembus

· Februari, Pebruari

· frekuensi, frekwensi

· foto, Photo

· gladi, geladi

· hierarki, hirarki

· ibu kota, ibukota

· ijazah, ijasah

· imbau, himbau

· indera, indra

· indragiri, inderagiri

· istri, isteri

· izin, ijin

· jadwal, jadual

· jenderal, jendral

· Jumat, Jum’at

· kanker, kangker

· karier, karir

· Katolik, Katholik

· kendaraan, kenderaan

· komoditi, komoditas

· komplet, komplit

· konkret, konkrit, kongkrit

· kosa kata, kosakata

· kualitas, kwalitas, kwalitet

· kuantitas, kwantitas

· kuitansi, kwitansi

· kuno, kuna

· lokakarya, loka karya

· maaf, ma’af

· makhluk, mahluk, mahkluk (salah satu yang paling sering salah)

· mazhab, mahzab

· metode, metoda

· mungkir, pungkir (Ingat!)

· nakhoda, nahkoda, nakoda

· narasumber, nara sumber (berlaku juga untuk kata belakang lain)

· nasihat, nasehat

· negatif, negatip (juga kata-kata lainnya yang serupa)

· November, Nopember

· objek, obyek

· objektif, obyektif, obyektip

· olahraga, olah raga

· orang tua, orangtua

· paham, faham

· persen, prosen

· pelepasan, penglepasan

· penglihatan, pelihatan; pengecualian

· permukiman, pemukiman

· pikir, fikir

· Prancis, Perancis

· praktik, praktek (Ingat: praktikum, bukan praktekum)

· provinsi, propinsi

· putra, putera

· putri, puteri

· realitas, realita

· risiko, resiko

· saksama, seksama (Ingat!)

· samudra, samudera

· sanksi, sangsi

· saraf, syaraf

· syarat, sarat

· sekretaris, sekertaris

· sekuriti, sekuritas

· segitiga, segi tiga

· selebritas, selebriti

· sepak bola, sepakbola

· silakan, silahkan (Ingat!)

· sintesis, sintesa

· sistem, sistim

· sorga, surga, syurga

· subjek, subyek

· subjektif, subyektif/subyektip

· Sumatra, Sumatera

· standar, standard

· standardisasi, standarisasi

· tanda tangan, tandatangan

· tahta, takhta

· teknik, tehnik

· telepon, tel(f/p)on, telefon, tilpon

· teoretis, teoritis (diserap dari: theoretical)

· terampil, trampil

· ubah (mengganti), rubah

· utang, hutang (Ingat: piutang, bukan pihutang)

· wali kota, walikota

· Yogyakarta, Jogjakarta

· zaman, jaman

NB: Tulisan yang dicetak miring dan berwarna adalah Kata Baku.

Tulisan yang tidak dicetak miring dan berwarna hitam adalah Kata Tidak Baku.

Leave a comment »

Tugas Agama

Pembangunan adalah perubahan sosial yang direncanakan sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Dalam pembangunan diperlukan komunikasi pembangunan (penyampaian informasi pembangunan) agar pemerintah dapat menginformasikan program-program dalam pembangunan serta masyarakat dapat mengkoordinasi pembangunan sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Pergantian kekuasaan dan otoritarianisme menuju demokrasi membawa banyak harapan, salah satunya adalah penyediaan ruang yang luas bagi partisipasi publik dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan dalam berbagai tingkatan.

Perubahan rezim di Indonesia, sebagai amanat reformasi telah mendorong terselenggaranya pemerintahan yang demokratis, transparan dan menjunjung tinggi akuntabilitas publik. Kesenjangan antara pusat dan daerah dicoba diatasi melalui desentralisasi. Pelaksanaan otonomi daerah telah memberi keleluasaan kepada daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan – termasuk di antaranya dalam pemberian ruang bagi partisipasi publik.

Pembangunan nasional merupakan salah satu wujud memenuhi janji politik pemerintah kepada masyarakat pemilih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nasional, seperti: pengangguran, kemiskinan, ketimpangan sosial, pertumbuhan ekonomi nasional dan lain-lain.

Masyarakat sebagai salah satu unsur utama di dalam pembangunan saat ini semakin dituntut peran sertanya. Sebetulnya sudah sejak lama berkembang berbagai model pembangunan partisipatif yang melibatkan masyarakat bahkan menempatkan masyarakat sebagai pelaku sentral dari pembangunan yang sedang dan akan berlangsung, namun dalam penerapannya masih banyak terdapat kelemahan disana-sini.

Latar Belakang Peran Masyarakat Dalam Pembangunan

Paradigma Pembangunan Di Indonesia :

1. Top Down

Terjadi pada era Orde Baru (PELITA), artinya pemerintah merupakan pihak yang sangat mendominasi dalam hal perencanaan pembangunan.

Pada tahap ini, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah

2. Botton Up

Pada tahap ini, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi dua arah, masyarakat mempunyai akses sebagai subjek atau pelaku dalam pembangunan sehingga muncul istilah pemberdayaan masyarakat.

Dari kondisi ini, pendekatan dikembangkan dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan. Pendekatan tersebut lebih bersifat memberdayakan masyarakat, yaitu model ‘Pemberdayaan Masyarakat’ (PM). Dasar proses Pemberdayaan Masyarakat adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi lebih baik. Proses ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, menggunakan dan mengakses sumber daya setempat sebaik mungkin, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.

Peran masyarakat dalam pemberdayaan akan menjadi sangat besar dan signifikan pada masa mendatang, seiring dengan tumbuhnya proses demokratisasi pembangunan yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama

Pada makalah kali ini kelompok kami akan membahas arti penting partisipasi masyarakat dalam pembangunan dilihat dari segi politik&pemerintahan, ekonomi, sosial-budaya, sumber daya alam&lingkungan  yang melibatkan seluruh aspek lapisan kehidupan berbangsa dan bernegara.

ASPEK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Masyarakat juga berperan langsung dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan di Indonesia.

Dalam aspek ini, peran masyarakat sangat penting dengan keikutsertaan masyarakat dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup sejak proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan.

Program-program yang harus dilakukan adalah:

1. Peningkatan jumlah dan kualitas anggota masyarakat yang peduli dan mampu mengelola sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

2. Pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan pemeliharaan lingkungan hidup melalui pendekatan keagamaan, adat, dan budaya.

3. Pengem-bangan pola kemitraan dengan lembaga masyarakat yang melibatkan berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup.

4. Perlindungan hak-hak adat dan ulayat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup.

 

Selain itu terdapat program-program lain, yaitu:

1. Pemasyarakatan pembangunan berwawasan ling-kungan.

2. Pengkajian keadaan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat adat dan lokal.

3. Peman\faatan kearifan tradisional dalam pemeliharaan lingkungan hidup.

4. Perlindungan terhadap teknologi tradisional dan ramah lingkungan.

5. Peningkakan kepatuhan dunia usaha dan masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan dan tata nilai masyarakat lokal yang berwawasan lingkungan hidup.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup.

Tepat pada pukul 08. 30 WIB, serombongan orang yang berjumlah puluhan orang bergerak dari kantor WALHI DIY menuju per – empatan Kantor Pos Besar Yogyakarta, yang mana pada hari itu (05 Juni 2007) bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia.

Peringatan hari Lingkungan Hidup se – Dunia bermula pada tanggal 05 -16 Juni 1972, di Stockholm, Swedia, dilaksanakanlah sebuah konferensi internasional yang dibidani oleh PBB dengan mengambil tema besar mengenai permasalahan lingkungan dan pembangunan. Konferensi ini menjadi salah satu tonggak sejarah keperdulian umat manusia terhadap lingkungan hidup, sejak saat itu hingga saat ini setiap tanggal 05 Juni selalu diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Massa yang merupakan gabungan dari Sahabat Lingkungan (ShaLink) WALHI DIY dan Jogja Onthel Community (JOC) berkumpul di taman parkir Abu Bakar Ali, Malioboro Jogjakarta, sebelum bersama – sama berjalan kaki menuju perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta, yang akan digunakan sebagai pusat aksi. Selain membawa berbagai spanduk dan poster yang berisi jargon, gambar dan slogan – slogan yang berisi ajakan dan himbauan akan arti pentingnya berprilaku bijak dan cerdas dalam memperlakukan lingkungan, rombongan itu juga mengusung replika pohon yang mana pohon tersebut diberi nama ”Pohon Kehidupan”. ”Pohon Kehidupan” ini terbuat dari kertas daur ulang sebanyak kurang lebih sebesar 30 Kg.

Semua aksesorisnya juga terbuat dari sampah. Selain mengusung pohon kehidupan, peserta aksi juga melakukan aksi simpatik berupa teatrikal dengan beberapa dari peserta aksi memakai kostum warna warni dan yang cukup menariknya ada yang berpakaian mumi dengan mengunakan masker pelindung pernapasan yang merupakan siimbol dari keadaan manusia yang sewaktu – waktu kondisinya bisa seperti itu melihat kualitas udara sekarang sudah begitu tercemar.

Pada peringatan hari Lingkungan Hidup tahun ini, diambil tema ”Jeda Asap, Kurangi Polusi”, dimana pesan yang ingin disampaikan yaitu berupa ajakan untuk mematikan mesin kendaraan (stop engine) kepada pengguna kendaran pada saat lampu lalu lintas (traffic light) menunjukkan lampu merah (stop), walau cuma dalam hitungan detik tetapi paling tidak (harapannya) bisa sedikit mengurangi polusi udara yang ditimbulkan dari asap kendaraan bermotor yang sudah sangat mengkhawatirkan di Yogyakarta ini.

Perlu dicermati, ajakan ini tidak hanya sebatas pada sebuah aktifitas ”seseorang melakukan gerakan motorik mengerakan tangannya memutar kunci kontak dari posisi on ke posisi off”, tetapi lebih dari itu yaitu ajakan untuk bersama – sama menyadari kondisi udara Yogyakarta yang sudah begitu tercemar asap kendaraan bermotor, sehingga perlu sikap bijak kita dalam menyikapi hal itu. Salah satu sikap cerdas dan bijak yang bisa kita lakukan untuk memimalkan dampak negatif dari hal tersebut yaitu dengan menanam pohon dan menjaganya sebagai penyuplai oksigen bagi paru – paru kita. Aksi simpatik ini berlangsung hingga pukul 12. 00 WIB, yang diisi orasi lingkungan, teatrikal, dan membagikan masker pelindung pernapasan kepada para pengguna jalan yang melintasi per – empatan Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Melalui event ini diharapakan semakin banyaknya orang atau masyarakat terutama kalangan pengguna kendaraan bemotor yang merasa penting berprilaku pro lingkungan, cinta lingkungan dan berempati terhadap pelestarian lingkungan, serta melalui event ini diharapkan juga bisa mengurangi polusi udara di Yogyakarta, tetapi tentunya event peringatan Hari Lingkungan Hidup di D.I Yogyakarta setiap tahunnya, tidak hanya berhenti sebatas pada euporia perayaannya (celebration) dan ritual saja, akan tetapi lebih dari itu.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup dari tahun ke tahun diharapkan bisa berkontribusi terhadap upaya – upaya penyelamatan lingkungan hidup yang nyata dan berkesinambungan. Jangan sampai menjadi sebaliknya, setiap tanggal 05 Juni dijadikan sebagai Peringatan Hari (Kerusakan) Lingkungan Hidup Se- Dunia.

”Persoalan terbesar dan paling menyedihkan dalam upaya pelestarian lingkungan/konservasi adalah bukan pada hilangnya habitatnya atau eksploitasi yang berlebihan, tetapi pada ketidakpedulian manusia pada hal tersebut, (Balmford, 1999)”. Semoga ungkapan diatas bisa menjadi renungan bagi kita semua.

WALHI-Jogja. Kata mutiara “kebersihan bagian dari Iman” selama ini telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa iman seseorang dapat diukur dari kemampuannya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Ungkapan “Kelestarian Lingkungan bagian dari Iman” terungkap dalam diskusi “Agama dan Lingkungan” di Kedai HIJO pada tanggal 13 September lalu. Berbagai elemen (perusahan, pemerintah, masyarakat) harus memperlihatkan imannya dalam karya nyata pembangunan yang tidak merusak lingkungan.

KH. Abdul Muhaimin sebagai pembicara utama, mengawali diskusi dengan menceritakan pengalamannya. Ia menuturkan, saat muda dulu, ia terbiasa jalan-jalan dari satu tempat ke tempat yang lain di Yogyakarta. Perjalanan tersebut tidak membuatnya terlalu lelah. Oleh karena, masing-masing sisi jalan masih dirimbuni pohon-pohon. Kondisi itu sudah berbeda kini, menurutnya, jalan pake mobil selama satu jam saja sekarang sudah lelah.

Kerusakan lingkungan pun diakui oleh beliau terus terjadi saat ini. Penyebab utamanya adalah perbuatan manusia. Lebih spesifik, Ketua Forum Persaudaraan Umat Beragama Yogyakarta menuturkan, kultur masyarakat ternyata tidaklah mendukung untuk terciptanya lingkungan yang baik. Padahal, dilihat dari sisi teologis, semua ajaran agama mengajak pada pelestarian lingkungan.

Salah satu peserta diskusi menanggapi kerusakan lingkungan kaitannya dengan agama, merupakan bagian dari lemahnya ketaqwaan manusia. Peserta yang lain menambahkan, bahwa penerapan nilai-nilai islam kedalam diri pribadi masing-masing yang sangat kurang.

Kerusakan lingkungan, menurut peserta yang lain juga dimungkinkan karena lemahnya peran agama. Khususnya umat Islam, padahal, Indonesia termasuk mayoritas umat islam. Untuk itulah, menurut Abdul Muhaimin, perbaikan lingkungan seharusnya tidak hanya dilakukan oleh para petinggi agama tapi juga seluruh lapisan masyarakat.

Paparan dalam diskusi membentangkan kenyataan bahwa peran agama dalam pelestarian lingkungan masih minim. Agama-agama belum mampu mengajak pengikutnya untuk melestarikan lingkungan. Dalam konteks Indonesia padahal masyarakat sangat potensial untuk diarahkan oleh Agama karena hampir semua penduduk Indonesia beragama.

Diskusi yang dipandu oleh Indra Wibowo ini mengetengahkan solusi yang dapat dilakukan para pemuka agama dalam melakukan kampanye lingkungan hidup. Salahsatunya mendorong peran aktif Agama dalam mengontrol pelbagai kegiatan pembangunan besar yang dilakukan pemerintah maupun perusahan agar tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan dan masyarakat.

Semangat kelestarian lingkungan bagian dari iman harus disebarluaskan kepada segenap elemen masyarakat. Hal ini agar Indonesia dapat terhindar dari marabahaya petaka lingkungan yang selama ini terus-menerus menerpa. Sanggupkah ungkapan religius tersebut terwujud dalam berbagai konsep pembangunan dengan tingkat kompleksitas yang tinggi di Indonesia? Tentu bisa.

Leave a comment »

Tugas Sosiologi


st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
<!– /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:””; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}

Pendidikan Tinggi dan Pembangunan Ekonomi

KAJIAN mengenai korelasi pendidikan dan pembangunan ekonomi selalu menarik perhatian para scholars di mana pun. Tema ini berkembang menjadi wacana akademik yang mengundang perdebatan serius di kalangan ahli ekonomi pembangunan.

KAJIAN ini semula diperkenalkan Schultz (1961), lalu dielaborasi lebih lanjut oleh Becker (1975), Cohn (1979), Psacharopoulos dan Woodhall (1985), dan banyak lagi. Namun, sejatinya diskursus intelektual ini merujuk pemikiran ekonomi klasik yang diilhami narasi besar dalam karya magnum opus-nya Adam Smith, The Wealth of Nations (1776). Tesis utama para pemikir ekonomi: keberhasilan membangun pendidikan akan berpengaruh terhadap sukses pembangunan ekonomi, yang berimplikasi langsung pada kemajuan bangsa secara keseluruhan.

Pertumbuhan

Pendidikan memberi kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi melalui dua cara. Pertama, pendidikan menciptakan pengetahuan baru yang membawa pengaruh terhadap proses produksi. Pendekatan ini lazim disebut schumpeterian growth yang mengandaikan, pertumbuhan ekonomi itu didorong akumulasi modal manusia. Modal manusia, yang diperankan kaum profesional, para ahli, teknisi, dan pekerja, merupakan penggerak utama kemajuan ekonomi.

Kedua, pendidikan menjadi medium bagi proses difusi dan transmisi pengetahuan, teknologi, dan informasi yang dapat mengubah cara berpikir, cara bertindak, dan kultur bekerja. Unsur pengetahuan, teknologi, dan informasi merupakan kekuatan transformatif yang dapat memacu akselerasi pembangunan ekonomi.

Dalam konteks demikian, pendidikan memberi sumbangan dalam menyediakan tenaga kerja berpengetahuan, berketerampilan, dan menguasai teknologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Pengalaman negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development menunjukkan, kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi itu amat nyata. Sebagai contoh, selama kurun waktu 1920-an sampai 1990-an, pembangunan pendidikan di AS telah memberi sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 14 persen. Bila advances in knowledge yang relevan dengan proses produksi dikonversi secara ekonomi, sumbangannya meningkat berkali lipat mencapai 42 persen (Denison, 1985).

Secara logis, pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi suatu bangsa, yang tercermin pada peningkatan pendapatan warga negaranya. Sudah pasti level pendidikan menentukan tinggi rendahnya pendapatan seseorang. Mengambil contoh, sekali lagi, AS, seorang lulusan sekolah lanjutan tingkat atas dan Diploma III masing-masing bergaji sekitar 23.500 dollar AS dan 28.500 dollar AS per tahun; sementara lulusan sarjana dan pascasarjana masing-masing bergaji 41.000 dollar AS dan 65.000 dollar AS per tahun (Zumeta, 1999). Bahkan, seorang profesional berpengalaman dan berkemahiran tinggi gajinya mencapai 75.300 dollar AS per tahun (Saxton, 2000). Sungguh, selisih pendapatan menurut level pendidikan yang diselesaikan sangat mencolok.

Memasuki era global yang ditandai menguatnya ekonomi neoliberal, keunggulan ilmu pengetahuan menjadi faktor determinan dalam mendorong percepatan kemajuan suatu bangsa. Dinamika perkembangan ekonomi yang digerakkan ilmu pengetahuan itu secara teknis disebut knowledge- driven economic growth. Konsep ini menempatkan lembaga pendidikan tinggi pada posisi amat penting dan strategis sebab dapat (1) melahirkan tenaga-tenaga kerja terlatih, kompetitif, dan adaptif seperti profesional, pakar, teknisi, dan manajer; (2) melahirkan ilmu pengetahuan baru dan menciptakan inovasi teknologi; dan (3) meningkatkan kemampuan mengakses perkembangan ilmu pengetahuan pada level global dan mengadaptasinya menurut konteks lokal (Bank Dunia, 2002).

Strategi pengembangan PT

Kita perlu membenahi pendidikan tinggi di Indonesia guna merespons dinamika perkembangan global, yang menempatkan perguruan tinggi (PT) sebagai salah satu institusi penggerak kemajuan ekonomi. Untuk itu, kita harus merumuskan strategi baru dalam pengembangan PT guna menjawab tantangan masa depan saat perkembangan ekonomi justru lebih banyak didorong institusi PT. Menurut Zumeta & Stephens (1996), paling kurang ada enam strategi yang lazim diterapkan di negara maju untuk memfasilitasi agar PT mampu menjadi kekuatan penggerak perkembangan ekonomi.

Pertama, membuat program bantuan manajemen dan teknis yang berbasis di kampus guna menyemai potensi bisnis dan kewirausahaan. Program ini penting sebagai sarana dan wadah bagi pemupukan dan pengembangan talenta berbisnis dan berwirausaha sehingga mahasiswa bisa mengenal tradisi berniaga sejak awal.

Kedua, membuat program guna memantapkan dan mempercepat proses alih teknologi dari pusat-pusat penelitian PT ke dunia industri dan sebaliknya. Melalui program ini, transmisi dan difusi teknologi semakin mudah dilakukan sehingga masing-masing bisa lebih cepat mengadopsi dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi mutakhir.

Ketiga, PT dan dunia industri bekerja sama dalam menyelenggarakan pelatihan kerja bagi (calon) tenaga kerja. Di negara maju, program semacam ini lazim disebut cooperative education, yakni aktivitas akademik di PT yang terintegrasi dengan lembaga-lembaga swasta (bisnis dan industri). Program ini penting untuk memberi bekal pengalaman bekerja di kalangan mahasiswa sehingga memudahkan mereka dalam merintis dan mengembangkan karier di masa depan.

Keempat, pemerintah menyediakan bantuan dana bagi pengembangan program tertentu guna mempererat kerja sama PT dan dunia industri. Program ini bisa dilakukan melalui pembuatan proyek rintisan di bidang tertentu berdasarkan keunggulan masing-masing universitas/institut. Contoh, IPB unggul di bidang teknologi pertanian, ITB superior di bidang teknologi industri, atau ITS dominan di bidang ilmu kelautan; mereka bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan di ketiga bidang itu.

Kelima, membangun “inkubator bisnis” yang disubsidi dan berbasis di kampus, yang bertujuan memupuk dan mengembangkan industri baru di bidang tertentu yang didukung sepenuhnya ahli-ahli berkompeten di PT dan fasilitas memadai. Program ini penting dan perlu dilakukan guna membangun sinergi antara kompetensi dan keahlian yang dimiliki PT dengan pengalaman profesional yang dipunyai lembaga bisnis dan industri.

Keenam, membangun lembaga riset tangguh yang disubsidi dan berbasis di kampus, yang ditujukan untuk menarik pengusaha dan dunia industri agar bersedia memanfaatkan jasa yang disediakan PT. Program ini amat fundamental dan bersifat strategis guna memantapkan peran lembaga research and development yang menjadi jantung kemajuan PT dan memberi manfaat besar bagi dunia industri.

Faktor tenaga kerja

Kita meyakini betapa pendidikan tinggi memberi kontribusi besar pada kemajuan ekonomi bangsa. Untuk itu, kita perlu meningkatkan peran PT secara maksimal sehingga dapat menjadi kekuatan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu faktor penting yang menentukan akselerasi pembangunan ekonomi adalah tenaga kerja. Sayang, struktur tenaga kerja di Indonesia kini justru lebih banyak didominasi orang-orang berpendidikan rendah. Data tahun 2000 menunjukkan, komposisi angkatan kerja yang mengenyam pendidikan tingkat sekolah dasar ke bawah mencapai 59 persen. Sementara angkatan kerja lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama dan SLTA masing-masing adalah 16,06 persen dan 19,44 persen. Sementara angkatan kerja berpendidikan tinggi berjumlah sangat sedikit, yakni 4,6 persen.

Data itu menggambarkan betapa mayoritas tenaga kerja Indonesia justru tidak mempunyai keahlian dan keterampilan tinggi yang diperlukan sektor swasta (bisnis dan industri). Untuk mengubah komposisi angkatan kerja berdasar level pendidikan yang ditamatkan, tentu membutuhkan waktu sangat lama.

Leave a comment »